Surat An Nisa, yang berarti "Wanita", adalah surat ke-4 dalam Al-Qur'an yang memiliki banyak ajaran penting mengenai kehidupan berkeluarga, sosial, dan hukum. Di antara ayat-ayatnya yang sarat hikmah, terdapat satu ayat yang sering menjadi rujukan dan refleksi mendalam bagi umat Islam, yaitu Surat An Nisa ayat 64. Ayat ini mengingatkan kita tentang peran Allah dalam memberikan pertolongan dan keadilan, serta pentingnya memohon ampunan dan bertaubat.
وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن رَّسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۚ وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذ ظَّلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ جَآءُوكَ فَٱسْتَغْفَرُوا۟ ٱللَّهَ وَٱسْتَغْفَرَلَهُمُ ٱلرَّسُولُ لَوَجَدُوا۟ ٱللَّهَ تَوَّابًا رَّحِيمًا
Wa mā arsalnā min rasūlin illā liyutā'a bi'idhnillāh. Wa law annahum idh ẓalamū anfusahum jā'ūka fastaghfarūllāha wastaġfaralahumur-rasūlu lawajadūllāha tawwābar-raḥīmā.
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan untuk ditaati dengan izin Allah. Dan sesungguhnya, ketika mereka berbuat zalim terhadap diri mereka sendiri, datang kepadamu (Nabi Muhammad), lalu mereka memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan bagi mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat, lagi Maha Penyayang.
Ayat ini memiliki dua bagian utama yang saling melengkapi. Bagian pertama menegaskan bahwa setiap rasul yang diutus oleh Allah SWT memiliki tujuan mulia, yaitu untuk ditaati sesuai dengan izin dan kehendak-Nya. Ini menunjukkan otoritas kenabian sebagai perwujudan dari perintah Allah. Para nabi dan rasul membawa risalah ilahi yang berisi petunjuk dan hukum untuk kebaikan umat manusia.
Bagian kedua dari ayat ini memberikan sebuah mekanisme penting dalam menghadapi kesalahan atau dosa. Dikatakan bahwa apabila seseorang telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri – sebuah ungkapan yang mencakup segala bentuk pelanggaran perintah Allah – maka jalan terbaik adalah datang kepada Rasulullah SAW, memohon ampunan kepada Allah, dan meminta agar Rasulullah juga memohonkan ampunan untuk mereka. Kunci utama di sini adalah *taubat* (memohon ampun) dan *istighfar* (meminta ampunan), serta peran perantaraan doa dari Rasulullah SAW.
Hal ini menunjukkan betapa besar rahmat dan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Allah tidak menutup pintu taubat, bahkan ketika hamba-Nya melakukan kesalahan. Dengan adanya Rasulullah SAW sebagai teladan dan pembawa rahmat, diharapkan proses taubat menjadi lebih mudah dan diterima. Keberadaan Rasulullah sebagai utusan membawa kabar gembira bahwa Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang bagi siapa saja yang tulus bertaubat.
Surat An Nisa ayat 64 secara implisit mengajarkan beberapa keutamaan penting:
Ayat ini sangat relevan bagi setiap Muslim yang hidupnya tidak lepas dari kesalahan dan kekhilafan. Di tengah kesibukan dunia dan berbagai godaan, mudah sekali seseorang terjerumus dalam kemaksiatan. Namun, dengan mengingat ayat ini, kita diingatkan bahwa selalu ada jalan untuk kembali kepada Allah. Kesempatan untuk bertaubat adalah anugerah yang tak ternilai.
Memahami Surat An Nisa ayat 64 bukan sekadar pengetahuan teoretis, melainkan harus diimplementasikan dalam praktik kehidupan. Ketika kita menyadari telah melakukan kesalahan, baik disengaja maupun tidak, langkah pertama adalah segera menyadari dan menyesalinya. Kemudian, kita disunnahkan untuk memohon ampunan kepada Allah secara langsung melalui doa dan perbuatan baik, serta jika memungkinkan, mendekatkan diri kepada ajaran Rasulullah SAW, yang di era kini bisa diartikan dengan mengamalkan sunnahnya dan belajar dari sirahnya.
Peran para ulama dan pemimpin agama yang mewarisi tugas Rasulullah dalam memberikan bimbingan spiritual juga sangat penting. Mereka dapat menjadi perantara dalam memberikan pemahaman yang benar tentang taubat dan cara memohon ampunan yang sesuai dengan tuntunan syariat. Intinya, ayat ini mengajarkan optimisme dalam menghadapi kesalahan, bahwa rahmat Allah selalu ada bagi yang mau kembali kepada-Nya dengan tulus.
Pada akhirnya, Surat An Nisa ayat 64 adalah pengingat abadi tentang sifat Maha Pengampun Allah dan kasih sayang-Nya yang tak terbatas. Dengan senantiasa memohon ampunan dan bertaubat, kita dapat membersihkan diri dari dosa, memperbaiki hubungan kita dengan Allah, dan meraih ketenangan serta keberkahan dalam hidup.